Main Lowok Saat Ngabuburit

Sumiarti

Sumiarti

Bagi mereka yang menghabiskan masa kecilnya di tahun 60an dan menikmati masa-masa berpuasa saat masih minim teknologi, merupakan suatu kenangan yang tak tergantikan terlebih bagi Sumiarti yang kini menjadi seorang guru mengaji di Kenteng Kejiwan Wonosobo.

Sumiarti yang lahir dan dibesarkan di Banjarnegara, pernah merasakan indahnya alam pedesaan pada saat itu.Tak heran jika saat muda ia menghabiskan waktunya saat ramadhannya di masjid. Selain itu, ia juga kerap ngabuburit dengan bermain Lowok di depan masjid bersama teman temannya.

“Lowok itu permainan jadul  yang memakai karet itu lho. Masa kecil saya dulu itu sangat bahagia, sebagian besar waktu ramadhan saya habiskan bersama teman teman. Dari bermain lowok, main petak umpet, mandi di kali hingga mukah bersama,” tuturnya sambil terpingkal mengingat masa kecilnya.

Pengalaman masa kecilnya masih sangat melekat di memori seorang guru ngaji yang sehari-harinya mengajar di di Tpq Al-Hidayah Kenteng. Sayang sekali pengalaman seperti yang dimilikinya jarang dirasakan anak anak muda jaman sekarang.

”Anak anak sekarang mainannya gadget, tidak pernah tahu permainan tradisional. Karena trend dan jamannya sudah berbeda, jadi sekarang saya sulit mencari anak anak yang suka bermain lowok dan mandi dikali seperti saya dulu,” tandasnya.

Salah satu menu favorit buka puasa Bu Sum, panggilan akrabnya, yakni sayuran urap dan sedikit sambal. “Intinya, saya berbuka puasa tidak perlu yang mewah karena perut dalam keadaan lapar, jadi mau makan apa saja tetap nikmat. Bahkan cuma minum teh segelas aja udah ngerasa kenyang kok,”ujarnya

Ia meyakini bahwa bulan ramadhan benar benar bulan yang penuh berkah maka dari itu ia tidak pernah meninggalkan solat dan terus membaca al-quran. Kini waktu luangnya pada saat ramadhan ia lebih sering mendengarkan sholawat dari Habib Syekh penceramah favoritnya. Ia juga mempunyai motto yang sangat menarik dalam hidupnya yaitu hidup mulia atau mati sahid. (win)

Leave a comment